SOP, Standard, Pedoman/Kerangka Kerja Pada Pengelolaan SI
Standar Prosedur Telah
Disiapkan
SOP atau standard
operating procedure adalah prosedur yang spesifik pada operasi bisnis tertentu
yang menggambarkan aktivitas yang perlu dilakukan untuk menyelesaikan tugas,
terkait dengan aturan industri tertentu, kesesuaian dengan aturan hukum, atau
standar eksekusi bisnis. Semua dokumen yang memuat instruksi “how to” dapat
dikategorikan pada SOP.
Beberapa definisi
lain terkait SOP antara lain: merupakan dokumen yang memuat instruksi tertulis
yang dibakukan tentang proses penyelenggaraan administrasi, memuat cara
melakukan pekerjaan, waktu, tempat dan aktor yang
berperan (Insani, I.,
2010), atau merupakan pedoman atau acuan pelaksanaan tugas sesuai dengan fungsi
dan alat penilaian kinerja suatu lembaga, berdasarkan indikator teknis,
administrative dan prosedural. (Atmoko T., 2012).
Kehadiran SOP untuk
mendukung proses bisnis di suatu organisasi modern merupakan satu kebutuhan
yang signifikan. Manfaat adanya SOP antara lain yaitu sebagai standarisasi cara
kerja untuk menyelesaikan suatu tugas khusus dan mengurangi kesalahan serta
kelalaian, membantu staff untuk lebih mandiri, memberikan akuntabilitas dan
menyediakan ukuran standard kinerja pegawai (Permenpan No.PER/21/M-PAN/11/2008)
Tahapan penting penyusunan SOP adalah (Atmoko T., 2012)
1. Analisis sistem dan prosedur kerja
2. Analisis tugas yang meliputi: analisis tugas terkait, deskripsi tugas, spesifikasi tugas, penilaian tugas, dan pengukuran kerja.
3. Analisis prosedur kerja.
Proses utama
penyusunan SOP terdiri atas tiga kegiatan utama yaitu: Requirement discovery
yang memuat identifikasi masalah dan pemecahannya, data modeling yaitu teknik
mendokumentasikan data, dan process modeling, berupa teknik organisasi dan
dokumentasi struktur dan data pada seluruh proses, kebijakan dan prosedur yang
akan diimplementasikan.
Standar Pengelolaan
Teknologi Informasi (TI)
Saat ini, pengelolaan
teknologi informasi (TI) di suatu organisasi tidak dapat dilakukan secara
sembarangan. Besarnya investasi organisasi pada TI menuntut organisasi untuk
mengelola TI dengan lebih bijak dan teliti. Terkait dengan pengelolaan TI,
terdapat banyak standard dan best practice yang sudah banyak diadopsi dan diterapkan
oleh industri. Beberapa kerangka dan pedoman standard pada pengelolaan TI ini
antara lain adalah CobIT, ITIL, ISO/IEC 38500, ISO/IEC 27001, CMMI, Balanced
Scorecard, dan Six Sigma. Masing-masing standard, pedoman, maupun kerangka
kerja tersebut memiliki cakupan dan persepsi yang berbeda-beda.
Tata kelola Teknologi
Informasi (TI) merupakan upaya menyeluruh pengelolaan asset dan proses pada TI
disuatu organisasi. Menurut kerangka kerja CoBIT, domain yang dicakup pada tata
kelola TI meliputi 4 area yaitu(1) align, plan and organize, (2) build, acquire
and implement, (3) deliver, service and support, dan (4)monitor,evaluate and
assess. Pada domain monitor, evaluate and assess, kehadiran SOP akan sangat
membantumemonitor apakah suatu proses sudah berjalan sesuai dengan standard
yang berlaku, serta apakah dapat memenuhistandar mutu tertentu. Oleh karena
itu, kehadiran SOP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelaksanaantata
kelola TI di suatu organisasi.
ISO/IEC 38500 : 2008
diterapkan untuk mengatur tata kelola proses serta keputusan yang terkait
denganlayanan informasi dan komunikasi organisasi. ISO/IEC 35800 menerapkan 6
prinsip yaitu:
1.
Menetapkan
tanggung jawab
2.
Merencanakan
dukungan terbaik untuk organisasi
3.
Melakukan
akuisisi dengan alasan yang jelas
4.
Menjamin
tingkat kinerja berada pada level tertentu
5.
Menjamin
ditaatinya aturan
6.
Menjamin
apresiasi terhadap factor manusia.
Implementasi ISO/IEC
38500 mengharuskan organisasi menerapkan tata kelola TI dalam model yangberupa
siklus evaluate-direct-monitor yaitu:
1.
Evaluate
: mengevaluasi penggunaan TI sekarang dan yang akan dating
2.
Direct
: mengarahkan persiapan dan implementasi rencana dan kebijakan untuk menjamin
bahwapenggunaan TI sesuai dengan kebutuhan bisnis
3.
Monitor
: memantau kesesuaian pengelolaan TI denan kebijakan, dan kinerja TI sesuai
dengan rencanasemula.Ketiga siklus di atas, berkaitan dengan proses pada tata
kelola TI.
Balanced scorecard
menyediakan pedoman pengelolaan yang mengatur keberimbangan peningkatan pada
4elemen yaitu keuangan, kepuasan konsumen, peningkatan proses bisnis internal,
dan proses pembelajaranorganisasi. Penerapan balanced scorecard pada layanan TI
dapat diturunkan dari balanced scorecardbisnis/organisasi, dan dapat dibagi
menjadi dua kategori yaitu [7] Balanced Scorecard IT development dan
IToperations seperti pada gambar 3. Hal ini membantu organisasi mendefinisikan
standard terpisah untuk layananoperasional TI dengan pengembangan TI.
Comments
Post a Comment