INDIVIDU, KELUARGA, DAN MASYARAKAT
Nama: Arif Burhanuddin
NPM: 10120186
PENDAHULUAN
Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Manusia
pada dasarnya adalah mahluk yang hidup dalam kelompok dan mempunyai organisme
yang terbatas di banding jenis mahluk lain ciptaan Tuhan. Untuk mengatasi
keterbatasan kemampuan organisasinya itu, manusia mengembangkan sistem-sistem
dalam hidupnya melalui kemampuan akalnya seperti sistem mata pencaharian,
sistem perlengkapan hidup dan lain-lain. Dalam kehidupannya sejak lahir manusia
itu telah mengenal dan berhubungan dengan manusia lainnya. Seandainya manusia
itu hidup sendiri, misalnya dalam sebuah ruangan tertutup tanpa berhubungan
dengan manusia lainnya, maka jelas jiwanya akan terganggu.
Naluri
manusia untuk selalu hidup dan berhubungan dengan orang lain disebut “gregariousness”
dan oleh karena itu manusia disebut mahluk sosial. Dengan adanya naluri ini, manusia
mengembangkan pengetahuannya untuk mengatasi kehidupannya dan memberi makna
kepada kehidupannya, sehingga timbul apa yang kita kenal sebagai kebudayaan
yaitu sistem terintegrasi dari perilaku manusia dalam berinteraksi dengan
lingkungannya. Dengan demikian manusia dikenal sebagai mahluk yang berbudaya
karena berfungsi sebagai pembentuk kebudayaan, sekaligus apat berperan karena
didorong oleh hasrat atau keinginan yang ada dalam diri manusia yaitu :
1.
menyatu dengan manusia
lain yang berbeda disekelilingnya
2.
menyatu dengan suasana
dalam sekelilingnya
Semua
itu dapat terlihat dari reaksi yang diberikan manusia terhadap alam yang kadang
kejam dan ramah kepada mereka. Manusia itu pada hakekatnya adalah mahluk
sosial, tidak dapat hidup menyendiri. Ia merupakan “Zoon Politicon” ,
manusia itu merupakan mahluk yang hidup bergaul, berinteraksi. Perkembangan
dari kondisi ini menimbulkan kesatuan-kesatuan manusia, kelompok-kelompok
sosial yang berupa keluarga, dan masyarakat. Maka terjadilah suatu sistem yang
dikenal sebagai sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial yang mengatur
kehidupan mereka, memenuhi kebutuhan hidupnya.
PEMBAHASAN
A. Individu
Kata
“Individu” berasal dari kata latin, yaitu individuum, berarti “yang
tak terbagi”. Jadi merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan
suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Arti lainnya adalah sebagai
pengganti “orang seorang” atau manusia perorangan. Disini terlihat bahwa sifat
dan fungsi manusia, sebagaimana ia hidup di tengah-tengah individu lain dalam
masyarakat. Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan
khas di dalam lingkungan sosialnya,malainkan juga mempunyai kepribadian serta
pola tingkah laku spesifik dirinya. Terdapat tiga aspek yang melekat sebagai
persepsi terhadap individu, yaitu aspek organik jasmaniah, aspek
psikis-rohaniah, dan aspek-sosial yang bila terjadi kegoncangan pada suatu
aspek akan membawa akibat pada aspek yang lainnya.
Individu
tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu masyarakat yang menjadi latar
keberadaannya. Karna dari sinilah kita akan bisa memahami seseorang
individu seperti kata Jhonson.
“Individu
bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi,
melainkan sebagai kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perorangan,
dapat kita uraikan, bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya
memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai
kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya.”
Makna
manusia menjadi individu apabila pola tingkah lakunya hampir identik dengan
tingkah laku massa yang bersangkutan. Proses yang meningkatkan ciri-ciri
individualitas pada seseorang sampai pada ia adalah dirinya sendiri, disebut
proses individualisasi atau aktualisasi diri.
Manusia
sebagai individu memiliki tugas pada dirinya sendiri yaitu;
1. Menuntut
ilmu pengetahuan, merekayasa teknologi serta memanfaatkannya untuk kemakmuran
dan kesejahteraan. Kesadaran tersebut mendorongnya untuk terus belajar.Proses
belajar berarti proses perubahan sikap dan perilaku dengan mendapatkan
pengalaman dan pelatihan.
2. Menghiasi
diri dan budi pekerti dengan baik serta akhlak yang terpuji, setiap tindakan
dan perbuatan dalam kehidupan bermasyarakat selalu bercermin pada keindahan dan
keelokan budi pekerti maka akan tercipata kesejukan dalam kehidupan
bermasyarakat.
Individu
tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu masyrakat yng menjadi latar
belakang keberadaanya. Individu berusaha mengambil jarak dan memproses dirinya
untuk membentuk perilakunya yang selaras dengan keadaan dan kebiasaan yang
sesuai dengan perilaku yang telah ada pada dirinya.
Manusia
sebagai individu selalu berada di tengah-tengah kelompok individu yang sekaligus
mematangkannya untuk menjadi pribadi yang prosesnya memerlukan lingkungan yang
dapat membentuknya pribadinya. Namun tidak semua lingkungan menjadi faktor
pendukung pembentukan pribadi tetapi ada kalanya menjadi penghambat proses
pembentukan pribadi.
1. Pertumbuhan
Individu
Terdapat tiga aliran
konsep pertumbuhan yaitu:
a. Aliran
asosiasi: pertumbuhan merupakan suatu proses asosiasi yaitu terjadinya
perubahan pada seseorang secara bertahap karena pengaruh baik dari pengalaman
luar melalui panca indra yang menimbulkan sensasi maupun pengalaman dalam
mengenal batin sendiri yang menimbulkan refleksi.
b. Aliran
psikologi Gestalt: pertumbuhan adalah proses diferensiasi yaitu proses
perubahan secara perlahan-lahan pada manusia dalam mengenal sesuatu. Pertama
mengenal secara keseluruhan, baru kemudian mengenal bagian demi bagian dari
lingkungan yang ada.
c. Aliran
sosiologi: pertumbuhan merupakan proses perubahan dari sifat mula-mula yang
asosial dan sosial kemudian tahap demi tahap disosialisasikan.
2. Faktor
– faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
a. Pendirian
Nativistik yaitu Pertumbuhan individu semata-mata ditentukan oleh faktor-faktor
yang dibawa sejak lahir.
b. Pendirian
Empiristik dan Envinronmentalistik yaitu Pertumbuhan individu semata-mata
tergantung kepada lingkungan sedangkan dasar tidak berperanan sama sekali.
c. Pendirian
Konvergensi dan Interaksionisme yaitu Interaksi antara dasar dan linkunagan
dapat menentukan pertumbuhan individu.
d. Tahap
pertumbuhan Individu berdasarkan Psikologi
Tahap
pertumbuhan individu berdasarkan psikologi, Fase-fasenya, antara ain :
a) masa
vital
b) masa
estetik
c) masa
intelektual
d) masa
sosial
B.
Keluarga
Keluarga
berasal dari bahasa sansekerta kula dan warga “kulawarga”
yang berarti “anggota” “kelompok kerabat”. Keluarga adalah lingkungan di mana
beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah, bersatu.
Keluarg
inti(”nuclear family”) terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak mereka.
Keluarga merupakan unit satuan masyarakat terkecil sekaligus merupakan suatu
kelompok kecil dalam masyarakat.
Keluarga
diartikan sebagai suatu satuan sosial terkecil yang dimiliki manusia sebagai
makhluk sosial, yang ditandai dengan adanya kerja sama ekonomi. Fungsi keluarga
adalah berkembang biak, mensosialisasi, mendidik anak, menolong, melindungi, atu
merawat orang-orang tua (jompo). Bentuk keluarga terdiri dari seorang suami,
seorang istri, dan anak-anak yang biasanya tinggal dalam satu rumah yang sama
(keluarga inti). Secara resmi terbentuk dari hasil perkawinan.
Menurut
Sigmund Freud, keluarga terbentuk karena adanya perkawinan pria dan wanita.
Sedangkan menurut Durkhem, keluarga adalah lembaga social sebagai hasil
factor-faktor politik, ekonomi, dan lingkungan.
Secara umum dapat dikatakan bahwa keluarga merupakan atau kelompok orang yang
mempunyai hubungan darah dan perkawinan. Terdiri dari:
1. Keluarga
nuklir/inti/batih (nuclear family) : Keluarga yang terdiri dari ayah,
ibu dan anak.
2. Keluarga
tua (extended family) : Keluarga kekerabatan yang terdiri dari 3 atau 4
keluarga batih yang terikat oleh hubungan orang tua anak atau saudara kandung
oleh suatu tempat tinggal bersama yang besar.
3. Keluarga
Individu tersebut merupakan salah satu keturunan.
Fungsi
keluarga secara umum menurut Munandar Soelaeman adalah:
1.
Pengatur seksual
a. Hidup
bersama atas dasar suka sama suka (kumpul kebo).Pergundikan
b. Hubungan
seorang bangsawan dengan gundiknya (jaman praindustri masyarakat barat) atau
Raja dengan Selir.
c. Melahirkan
anak pada masa tunangan.
d. Perzinahan,
sang lelaki sudah menikah ataupun sang wanita sudah menikah.
e. Kehidupan
bersama seorang yang bertarak (celibate, pastoral, biarawan, menahan hawa
nafsu) dengan orang lain yang juga hidup bertarak atau yang tidak bertarak.
f. Perzinahan,
kedua-duanya telah menikah.
g. Kehidupan
bersama wanita yang berkasta tinggi dengan lelaki berkasta rendah.
h. incest
(hubungan seksual dalamsatu keluarga), saudara lelaki dengan saudara perempuan,
bapak dengan anak perempuan, ibu dengan anak lelaki.
2.
Reproduksi
3.
Sosialisasi
4.
Pemeliharaan
5.
Penempatan anak didalam
masyarakat
6.
Pemuas kebutuhan
perorangan
7.
Kontrol sosial
William
J. Goode (1983) menyusun jenis-jenis penyimpangan social dalam pengaturan
seksual menurut ketidak seimbangan dalam struktur sosial, yaitu:
a) Menurut
H. Abu Ahmadi
1.
Fungsi Biologis
2.
Fungsi Pemeliharaan
3.
Fungsi Ekonomi
4.
Fungsi Keagamaan
5.
Fungsi Sosial
b) Menurut
Soewaryo Wangsanegara
1. Pembentukan
kepribadian
2. Alat
reproduksi
3. Merupakan
eksponer dari kebudayaan masyarakat
4. Lembaga
perkumpulan perekonomian
5. Pusat
pengasuhan dan pendidikan
Peristiwa
terputusnya sistem keluarga, menurut William J, Goode (1983), dapat
mengakibatkan terpecahnya suatu unit keluarga. Beberapa macam utama kekacauan
keluarga:
1. Ketidaksahan,
unit keluarga yang tidak lengkap
2. Pembatalan,
perpisahan, perceraian, dan meninggalkan
3. Keluarga
selaput kosong
4. Ketiadaan
salah satu pasangan karena hal yang tidak diinginkan
5. Kegagalan
peran penting yang tidak diinginkan
Secara
umum fungsi keluaraga meliputi;
1) Pengaturan
Seksual
Dapat dibayangkan apabila
tidak ada keluarga maka akan terjadi seks bebas yang diakibatkan tidak adanya
pengaturan seksual, oleh karena itu, disinilah fungsi keluarga agar pengaturan
seksual dapat dikontrol dan tidak ada lagi kelahiran di luar nikah.
2) Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk
membentuk keturunan, walaupan banyak yang berpandangan bahwa banyak anak akan
menambah beban hidup, dan ada pula yang mengharapkan banyak anak untuk jaminan
bagi orang tua di masa depan.
3) Sosialisasi
Sebelum bersosialisasi
dalam masyarakat ada halnya kita bersosialisasi terlebih dahulu dalm keluarga
agar terbebtuknya kepribadian, sikap, perilaku, dan tanggapan emosinya,
sehingga ketika kita bermasyarakat dapat diterima dengan baik.
4) Kontrol
sosial
Keluarga yang berfungsi
dalam sosialisai, yaitu bagi individu pada saat ia tumbuh menjadi dewasa
memerlukan suatu sistem nilai sebagai semacam tuntunan untuk mengarahkan
aktivitasnya dalam masyarakat, dan berfungsi sebagai tujuan akhir pengembangan
kepribadiannya.
C. Masyarakat
Dalam
bahasa Inggris masyarakat disebut juga society, asal katanya socius yang
berarti kawan.Adapun kata “masyarakat” berasal dari bahasa Arab, yaitu syirk,
artinya bergaul.Adanya saling bergaul ini tentu karena ada bentuk-bentuk aturan
hidup, yang bukan disebabkan oleh manusia sebagai perseorangan, melainkan oleh
unsur-unsur lain dalam lingkungan sosial yang merupakan kesatuan.
Masyarakat
adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan,
norma-norma, adat istiadat yang sama-sama ditaati dalam lingkungannya.Tatanan
kehidupan, norma-norma yang mereka miliki itulah yang dapat menjadi dasar
kehidupan sosial dalam lingkungan mereka, sehingga dapat membentuk suatu
kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri kehidupan yang khas.
Menilik
kenyataan di lapangan,suatu kelompok masyarakat dapat berupa suatu suku bangsa.
Bisa juga berlatar belakang suku.Dalam pertumbuhan dan perkembangan suatu
masyarakat, dapat digolongkan menjadi masyarakat sederhana dan masyarakat maju
(masyarakat modern).
1. Masyarakat
sederhana.
Dalam
lingkungan masyarakat sederhana (primitif) pola pembagian kerja cenderung
dibedakan menurut jenis kelamin. Pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin,
nampaknya berpangkal tolak dari kelemahan dan kemampuan fisik antara
seorang wanita dan pria dalam menghadapi tantangan alam yang buaspada saat itu.
Kaum pria melakukan pekerjaan yang berat-berat seperti berburu, menangkap ikan
di laut, menebang pohon, berladang dan berternak.Sedangkan kaum wanita
melakukan pekerjaan yang ringan-ringan seperti mengurus rumah tangga, menyusui
dan mengasuh anak-anak,merajut, membuat pakaian, dan bercocok tanam.
2. Masyarakat
Maju.
Masyarakat
maju memiliki aneka ragam kelompok sosial, atau lebih dikenal dengan kelompok
organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan
serta tujuan tertentu yang akan dicapai.
Organisasi
kemasyarakatan tumbuh dan berkembang dalam lingkungan terbatas sampai pada
cakupan nasional, regional maupun internasional.
Tugas
manusia sebagai anggota masyarakat;
1. Saling
tolong menolong dan bantu membantu dalam kebajikan
2. Ikut
meringankan beban kesengsaraan orang lain
3. Menjaga
dan memelihara keamanan, ketentraman dan ketertiban lingkungan dan masyarakat
4. Menghindari
perkataan dan tindakan yang menyakitkan orang lain sehingga tercipta
ketergantungan yang saling menguntungkan.
D.
Hubungan Individu, Keluarga dan Masyarakat
Individu
barulah dikatakan sebagai individu apabila pada perilakunya yang khas, yang ada
pada dirinya diproyeksikan pada suatu lingkungan sosial yang disebut
masyarakat. Satuan-satuan lingkungan sosial yang mengelilingi individu terdidri
dari leluarga, lembaga, komunitas, dan masyarakat.
1.
Hubungan individu dengan
keluarga
Individu memiliki
hubungan erat dengan keluarga, yaitu dengan ayah, ibu, kakek, nenek, paman,
bibi, kakak, dan adik. Hubungan ini dapat dilandasi oleh nilai, norma, dan
aturan yang melekat pada keluarga yang bersangkutan. Dengan adanya keluarga
ini, individu pada akhirnya memiliki hak dan kewajiban yang melekat pada
dirinya dalam keluarga.
2.
Hubungan individu dengan
lembaga
Lembaga diartikan sebagai
sekumpulan norma yang terus-menerus dilakukan oleh manusia karena
norma-norma itu memberikan keuntungan bagi mereka. Individu memiliki hubungan
yang saling mempengaruhi dengan lembaga yang ada disekelilingnya.Lingkungan
pekerjaan dapat membentuk individu dalam membentuk kepribadian.Keindividuan
dalam lingkungan pekerjaan dapat berperan sebagai direktur,ketua dan
sebagainya. Jika individu bekerja, ia akan dipengaruhi oleh lingkungan
pekerjaannya.
3.
Hubungan individu dengan
komunitas
Komunitas dapat diartikan
sebagai satuan kebersamaan hidup sejumlah orang yang memiliki territorial
terbatas, memilki kesamaan terhadap menyukai suatu hal dan keorganisasian tata
kehidupan bersama.Komunitas mencakup individu, keluarga dan lembaga yang saling
berhubungan secara independen.
4.
Hubungan individu dengan
masayarakat
Hubungan individu dengan masyarakat terletak dalaam sikap saling menunjang hak dan kewajiban manusia sebgai individu dan manusia sebagai makhluk sosial. Mana yang menjadi hak individu dan mana yang menjadi hak masyarakat hendaknya diketahui dengan mendahulukan hak masyarakat daripada hak individu. Gotong royong adalah hak masyarakat, sedangkan rekreasi dengan keluarga, liburan adalah hak individu yang semestinya lebih mengutamakan hak masyarakat.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manusia
sebagai makhluk individu, keluarga, dan masyarakat oleh karenanya manusia dapat
dikatakan sebagai makhluk sosial yang selalu hidup berkelompok atau
berorganisasi dan membutuhkan orang lain. Kita tahu dan menyadari bahwa manusia
sebagai individu dan makhluk sosial serta memahami tugas dan kewajibannya dalam
stiap tatanan kehidupan berkelompok dan dalam struktur dan sistem sosial yang
ada.
Keluarga
yang memiliki berbagai fungsi yang dijalankannya merupakan perwujudan dari
suatu wahana/wadah dimana seorang Individu mengalami proses bersosialisai untuk
yang pertama kalinya juga memiliki peranan yang begitu penting bagi Individu
tersebut karena dari keluargalah seorang Individu itu ditempa karakternya untuk
bisa menjadi bagian dari masyarakat luas ketika dewasa nanti.
Sebagai
bagian yang tak dapat dipisahkan dari masyarakat, Keluarga juga memiliki
kolerasi fungsional dengan masyarakat tertentu. Itulah sebabnya mengapa proses
pengembangan Individu menjadi seseorang yang berwatak dan memiliki kepribadian
seharusnya diarahkan sesuai dengan struktur masyarakat yang ada, sehingga
seorang Individu menjadi seseorang yang dewasa dan mampu mengendalikan dirinya
sendiri juga melakukan sosialisasi di dalam masyarakat yang ada di
lingkungannya.
B. Saran
Sesama
masyarakat alangkah baiknya kita menerapkan sikap tolong-menolong, agar
terciptanya lingkungan yang berdasar kekeluargaan dan harmonis.
Comments
Post a Comment